Jumat, 17 Januari 2020

Suasana yang Aku Rasa ketika Beranjak Dewasa


Suasana yang Aku Rasa ketika Beranjak Dewasa
Gitar..
Membuat alunan suara
Yang nantinya air mata bermuara
Ternyata hatinya sedang lara
Namun sempat merasa gembira
Komputer..
Menghasut di depannya tuk otoriter
Seolah berlagak soliter
Yaa.. benar ia monster
Monster yang bisa memainkan teater
Laptop..
Ngampus
Mager
Nugas
Simpel aja sihh
Ranjang..
Yang mengajari
Bagaimana dapat berpikir dalam diam
Dan dapat bermakna dalam sunyi
Langit-langitlah yang menjadi acuan pokok
Handphone..
Berasa primitif tanpanya
Namun bisa merasakan kehidupan sekitar
Kegiatan sekitar seolah topiknya
Menghargai apapun yang terjadi setiap kedipnya
Telepon..
Usang
Berdebu
Tak berguna
Namun bermakna
Bisu tuk menghasilkan uang
Namun sayang
Hanya untuk dikenang
Lampu tua..
Masih berfungsi
Menemani setiap malam
Walau remang-remang
Membuat malam jadi tenang
Tumpukan buku pelajaran..
Ilmu tetap ilmu
Tidak rugi tuk dibuka kembali
Serta jangan sungkan tuk diamalkan lagi
Lemari baju..
Konsep pengelompokan ada padanya
Meskipun sederhana
Namun tersepelekan
Entah karena kemalasan
Atau bahkan berjuta alasan lainnya
Seragam putih abu-abu..
Yang memberi tumpangan hampir 3 tahun
Masih ada coretan kenangan padanya
Entah masih bisa kutumpangi lagi
Tapi setidaknya aku masih menyimpanmu
Selayaknya fosil
Foto lawas aku dan adek..
Mengingat yang t’lah lalu
Diri ini usil
Dan baru pada saat itu juga
Adek menangis
Dan aku hanya bisa tertawa kejam
Sambil membalikkan pandangan
Hahahahaa
Di atas adalah..
Deskripsi..
Singkat..
Kamar pengetik
Dan suasana yang selalu dirindukan...

Sumenep, 17 Januari 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar