Kamis, 16 April 2020

Manusia Nokturnal


Manusia Nokturnal
Detak jantung teratur
Membuat senja tak mau larut
Senandung alam
Hentakan kaki mengundang malam
Dirinya hanya mengenal secangkir kopi
Selalu mengenakan topi
Seakan keningnya terasingkan
Dikeluarkan seputung rokok
Dengan aroma yang khas
Membuat raga yang berduka
Hati yang terluka
Menjadi tak berbekas
Situasi malam
Membuat rasa kantuk tenggelam
Masih dengan penghisap rokok
Tak sadar bahwa ayam t’lah berkokok
Rasa penat..
Terkalahkan oleh besarnya hasrat
Namun dirinya sadar
Bergegas tuk kembali
Ada hal yang belum terselesaikan
Sebuah tanggung jawab besar

Surabaya, 25 Maret 2019

Kamis, 19 Maret 2020

Adonan Istimewa Untukmu


Adonan Istimewa Untukmu
Sebelum mengucapkan selamat
Izinkan aku menceritakan sesuatu
Sesuatu yang istimewa
Yang dibuat oleh tangan ibuku sendiri
Sebelum kata sah terlontarkan
Izinkan aku menjabarkan
Tentang bahan dasar
Tepung terigu.. telur... mentega dan gula
Nantinya dicampur rata
Pastinya tidak dengan rasa yang datar
Diaduk sesuai naluri cinta
Sehingga teksturnya lembut dan tak kasar
Terkadang aku lara dan heran
Karena ibu memaksakan untuk yang terbaik
Padahal kesehatannya tak begitu membaik
Mungkin ibu senang
Saat ini anaknya sedang..
Kasmaran

Surabaya, 14 Februari 2019

Jumat, 31 Januari 2020

Renggang di Senggang

Renggang di Senggang
Tercengang
Di persimpangan gang
Ia tahu saat ini senggang
Tak ada lagi yang memaksa tuk tegang
Terlagi tuk meregang
Ini bukan lagi tentang air mata yang mengerang
Ini merupakan dua insan yang sedang bergelanggang
Memiliki inti berbeda yang saling menunggang
Hening terpecah oleh senandung malam yang menyerang
Ahh.... pertanda sudah tak renggang
Seakan intinya terbengang
Seakan tubuhnya jegang
Ia memegang pinggang
Lalu bergegas tuk melenggang
Cengeng
Ia merasa tulang belakang
Seakan habis dipanggang

                                                                                                                            Surabaya, 05 Mei 2019

Jumat, 17 Januari 2020

Suasana yang Aku Rasa ketika Beranjak Dewasa


Suasana yang Aku Rasa ketika Beranjak Dewasa
Gitar..
Membuat alunan suara
Yang nantinya air mata bermuara
Ternyata hatinya sedang lara
Namun sempat merasa gembira
Komputer..
Menghasut di depannya tuk otoriter
Seolah berlagak soliter
Yaa.. benar ia monster
Monster yang bisa memainkan teater
Laptop..
Ngampus
Mager
Nugas
Simpel aja sihh
Ranjang..
Yang mengajari
Bagaimana dapat berpikir dalam diam
Dan dapat bermakna dalam sunyi
Langit-langitlah yang menjadi acuan pokok
Handphone..
Berasa primitif tanpanya
Namun bisa merasakan kehidupan sekitar
Kegiatan sekitar seolah topiknya
Menghargai apapun yang terjadi setiap kedipnya
Telepon..
Usang
Berdebu
Tak berguna
Namun bermakna
Bisu tuk menghasilkan uang
Namun sayang
Hanya untuk dikenang
Lampu tua..
Masih berfungsi
Menemani setiap malam
Walau remang-remang
Membuat malam jadi tenang
Tumpukan buku pelajaran..
Ilmu tetap ilmu
Tidak rugi tuk dibuka kembali
Serta jangan sungkan tuk diamalkan lagi
Lemari baju..
Konsep pengelompokan ada padanya
Meskipun sederhana
Namun tersepelekan
Entah karena kemalasan
Atau bahkan berjuta alasan lainnya
Seragam putih abu-abu..
Yang memberi tumpangan hampir 3 tahun
Masih ada coretan kenangan padanya
Entah masih bisa kutumpangi lagi
Tapi setidaknya aku masih menyimpanmu
Selayaknya fosil
Foto lawas aku dan adek..
Mengingat yang t’lah lalu
Diri ini usil
Dan baru pada saat itu juga
Adek menangis
Dan aku hanya bisa tertawa kejam
Sambil membalikkan pandangan
Hahahahaa
Di atas adalah..
Deskripsi..
Singkat..
Kamar pengetik
Dan suasana yang selalu dirindukan...

Sumenep, 17 Januari 2020