Suasana
yang Aku Rasa ketika Beranjak Dewasa
Gitar..
Membuat
alunan suara
Yang
nantinya air mata bermuara
Ternyata
hatinya sedang lara
Namun
sempat merasa gembira
Komputer..
Menghasut
di depannya tuk otoriter
Seolah
berlagak soliter
Yaa..
benar ia monster
Monster
yang bisa memainkan teater
Laptop..
Ngampus
Mager
Nugas
Simpel
aja sihh
Ranjang..
Yang
mengajari
Bagaimana
dapat berpikir dalam diam
Dan
dapat bermakna dalam sunyi
Langit-langitlah
yang menjadi acuan pokok
Handphone..
Berasa
primitif tanpanya
Namun
bisa merasakan kehidupan sekitar
Kegiatan
sekitar seolah topiknya
Menghargai
apapun yang terjadi setiap kedipnya
Telepon..
Usang
Berdebu
Tak
berguna
Namun
bermakna
Bisu
tuk menghasilkan uang
Namun
sayang
Hanya
untuk dikenang
Lampu
tua..
Masih
berfungsi
Menemani
setiap malam
Walau
remang-remang
Membuat
malam jadi tenang
Tumpukan
buku pelajaran..
Ilmu
tetap ilmu
Tidak
rugi tuk dibuka kembali
Serta
jangan sungkan tuk diamalkan lagi
Lemari
baju..
Konsep
pengelompokan ada padanya
Meskipun
sederhana
Namun
tersepelekan
Entah
karena kemalasan
Atau
bahkan berjuta alasan lainnya
Seragam
putih abu-abu..
Yang
memberi tumpangan hampir 3 tahun
Masih
ada coretan kenangan padanya
Entah
masih bisa kutumpangi lagi
Tapi
setidaknya aku masih menyimpanmu
Selayaknya
fosil
Foto
lawas aku dan adek..
Mengingat
yang t’lah lalu
Diri
ini usil
Dan
baru pada saat itu juga
Adek
menangis
Dan
aku hanya bisa tertawa kejam
Sambil
membalikkan pandangan
Hahahahaa
Di
atas adalah..
Deskripsi..
Singkat..
Kamar
pengetik
Dan
suasana yang selalu dirindukan...
Sumenep,
17 Januari 2020