Buat apa suka? yang nantinya berduka
Lalu bagaimana dengan benci? yang pasti saling caci-maki
Apa kabar dengan rindu? seakan usang berdebu
Masihkah cinta bertahta? seolah mengundang s'buah derita
Bertepuk sebelah tangan, beda tipis antara ikhlas dan pelampiasan
Engkau katakan perjuangan? yang nantinya berujung kenangan
Mengapa harus cokelat dan bunga yang menjadi alasan?
Padahal nantinya sepenggal kata "putus" yang menjadi akhiran
Jangan sungkan berkata hanya sekadar belas kasihan
Yang datang pastilah terlayang dalam angan
Untuk apa waktu sebagai alat ukur kenangan?
Toh selama perjalanan pasti muncul "keterpaksaan"
Mulut tak sungkan mengucap kata "setia"
Padahal, kenyataannya benak sanggup tuk "amnesia"
Mungkin itu semua hanya "janji manis"
Membuat diri merengek-rengek.. tersapu dalam "tangis"
Suramadu, xx-xx-2019